Berbeda dari Suyadi ”Pak Raden” atau Abdul ”Pak Ogah” Hamid
yang sampai sekarang masih lekat dengan sosok yang diperankan dalam film Si Unyil, Bambang Utoyo justru sebaliknya. Padahal, perannya jauh lebih
penting daripada keduanya. Bahkan, dia pemeran utamanya. Sebab, Utoyo-lah yang
mengisi suara Unyil untuk kali pertama.
Penampilannya sekarang memang sudah berubah. ”Kan waktu mengisi suara Unyil,
saya masih umur sepuluh tahun,” kata
Utoyo saat ditemui di rumahnya di kompleks Delta Pekayon Jaya, Bekasi. Utoyo
pada 20 Juni nanti akan genap 40 tahun.
Pria kelahiran Jakarta itu menjelaskan, dirinya hanya mengisi suara Unyil
hingga kelas II SMP. Sebab, ketika itu dia mengalami perubahan suara karena
bertambah dewasa. ”Jadi, sudah bukan kayak anak kecil lagi,” ujar Utoyo. Meski
demikian, Utoyo masih mengikuti road show Si Unyil hingga dia kelas II SMA.
Alhasil, banyak orang yang tidak mengenalinya, kecuali dia telah menyebutkan
sebagai pengisi suara Unyil. Seperti saat Aditya Gumay, pengasuh Sanggar
Ananda, terperangah ketika mengetahui bahwa Utoyo yang ada di depannya adalah
Unyil. ”Kebetulan, anak saya yang pertama ikut di Sanggar Ananda,” kata suami
Nunung Nurhayati itu.
Aktivitas Utoyo saat ini juga jauh dari peran Unyil. Ayah dua anak tersebut
bekerja di bagian purchasing sebuah stasiun televisi swasta yang berkantor di
kawasan Senayan City. Baru sebulan ini Utoyo bergelut dengan pekerjaan itu.
Sebelumnya, dia sempat bertugas di bagian administrasi program dan quality
program di stasiun televisi yang sama.
Lulusan Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP) itu menyatakan,
keterlibatannya dalam Si Unyil terjadi karena faktor ayahnya yang kenal dengan
Kurnain, pengarang cerita Si Unyil. Sebelum terlibat di Si Unyil, Utoyo sudah
ikut dalam film dokumenter tentang gunung meletus di Dieng pada 1978. ”Pulang
dari sana, langsung ikut mengisi suara Unyil tanpa casting,” kenangnya lantas
menyebut bahwa bayarannya sehari adalah Rp 10 ribu.
Proses dubbing dijalaninya setiap pulang sekolah di SDN Cipinang Cempedak 02.
Tak pelak, Utoyo pun mendapatkan panggilan Utoyo Unyil. Tugasnya kemudian
digantikan Rivaldi saat dia menginjak kelas II SMP. Namun, pergantian itu tak
menamatkan karirnya dalam Si Unyil. Dia mendapatkan peran baru untuk mengisi
suara Ujang, sepupu Unyil.
”Mungkin sebagai ucapan terima kasih, diadakan tokoh itu. Tapi, dia jarang
muncul,” ungkapnya.
Namanya juga masih anak-anak, pekerjaan yang dijalani saat masih SD tersebut
tidak menjadi beban, malah itu ditunggu-tunggu. Namun, bukan proses dubbing
yang mereka nanti, melainkan saat mereka jeda istirahat. ”Kami main-main di
belakang gedung PPFN (PusatProduksi Film Negara, Red), main layang-layang dan
memanjat pohon jambu,” cerita Utoyo
tentang masa kecilnya. Bayaran yang diterima pun sepenuhnya diserahkan kepada
orang tuanya.
Saat rombongan Si Unyil harus memenuhi undangan untuk road show ke
daerah-daerah, Utoyo juga turut serta. Baju Unyil warna oranye, sarung yang
diselempangkan, plus peci hitam menjadi atribut tetapnya. ”Baju dan sarungnya
masih saya simpan. Itu benda bersejarah,” katanya. Dia menyatakan menikmati
saat-saat road show karena bisa berkeliling ke seluruh Indonesia. Hanya
Sulawesi, Irian (kini Papua), Bali, dan Aceh daerah yang belum pernah
disinggahinya.
Selain itu, Utoyo harus mempertahankan rambutnya agar tetap gondrong. Hal
tersebut sempat ditentang kepala SMP 62,
tempatnya bersekolah. ”Kepala sekolahnya nggak mau tahu, pokoknya harus potong
rambut,” urai Utoyo. Akhirnya, melalui surat resmi dari PPFN, Utoyo mendapatkan
dispensasi untuk tetap berambut gondrong.
Utoyo memberikan apresiasi karena masih ada pihak yang mau menayangkan program
Si Unyil di masa sekarang. Namun,
dia mengharapkan, penayangan itu tidak mengubah karakter asli tokoh- tokohnya.
”Kalau mau di-produce lagi, harus sesuai dengan aslinya. Jangan dicampur dengan
yang lain,” tuturnya. (fal/git/kum)