Adapun keenam buah jembatan Barelang tersebut terdiri dari :
1. Jembatan Tengku Fisabilillah (jembatan I)
Jembatan ini memiliki panjang 642 meter yang menghubungkan pulau Batam dan Tonton. Jembatan cable-stayed bridge inilah yang paling besar dan paling terkenal dari semua jembatan yang dibangun.
2. Jembatan Nara Singa (jembatan II)
Jembatan ke dua ini menghubungkan Pulau Tonton dengan pulau Nipah dengan panjang mencapai 420 meter.
3. Jembatan Raja Ali Haji (jembatan III)
Pulau Setokok dan Nipah dihubungkan oleh girder bridge yang disebut jembatan Raja Ali Haji. Nama jembatan ini diambil dari seorang tokoh Melayu yang merupakan ulama, sejarawan, pujangga, dan terutama pencatat pertama dasar-dasar tata bahasa Melayu terkemuka pada abad ke-19. Beliau merupakan keturunan kedua (cucu) dari Raja Haji Fisabilillah, Yang Dipertuan IV dari Kesultanan Lingga-Riau.
4. Jembatan Sultan Zainal Abidin (jembatan IV)
Total panjang jembatan dengan tipe cantilever bridge ini mencapai 365 meter. Jembatan ke empat ini menghubungkan pulau Setokok dengan pulau Rempang.
5. Jembatan Tuanku Tambusai (jembatan V)
Untuk menghubungkan Pulau Rempang dan Galang maka dibangunlah jembatan ke lima dengan panjang sekitar 365 meter yang kemudian diberi nama Jembatan Tuanku Tambusai.
6. Jembatan Raja Kecik (jembatan VI)
Ini merupakan jembatan terakhir yang menghubungkan Pulau Galang dan Pulau Galang Baru dengan panjang 180 meter.
Bila dihitung total panjang jembatan pertama sampai terakhir mencapai kira-kira 2 km. Pembangunan jembatan-jembatan tersebut dimulai pada tahun 1992 dan selesai sekitar tahun 1998. Sedangkan penamaannya ditabalkan saat Bapak Ismet Abdullah menjabat sebagai ketua Otorita Batam. Nama-namanya diambil dari nama para raja-raja Melayu Riau abad ke XV sampai abad ke XIX.
Jembatan ke dua ini menghubungkan Pulau Tonton dengan pulau Nipah dengan panjang mencapai 420 meter.
3. Jembatan Raja Ali Haji (jembatan III)
Pulau Setokok dan Nipah dihubungkan oleh girder bridge yang disebut jembatan Raja Ali Haji. Nama jembatan ini diambil dari seorang tokoh Melayu yang merupakan ulama, sejarawan, pujangga, dan terutama pencatat pertama dasar-dasar tata bahasa Melayu terkemuka pada abad ke-19. Beliau merupakan keturunan kedua (cucu) dari Raja Haji Fisabilillah, Yang Dipertuan IV dari Kesultanan Lingga-Riau.
4. Jembatan Sultan Zainal Abidin (jembatan IV)
Total panjang jembatan dengan tipe cantilever bridge ini mencapai 365 meter. Jembatan ke empat ini menghubungkan pulau Setokok dengan pulau Rempang.
5. Jembatan Tuanku Tambusai (jembatan V)
Untuk menghubungkan Pulau Rempang dan Galang maka dibangunlah jembatan ke lima dengan panjang sekitar 365 meter yang kemudian diberi nama Jembatan Tuanku Tambusai.
6. Jembatan Raja Kecik (jembatan VI)
Ini merupakan jembatan terakhir yang menghubungkan Pulau Galang dan Pulau Galang Baru dengan panjang 180 meter.
Bila dihitung total panjang jembatan pertama sampai terakhir mencapai kira-kira 2 km. Pembangunan jembatan-jembatan tersebut dimulai pada tahun 1992 dan selesai sekitar tahun 1998. Sedangkan penamaannya ditabalkan saat Bapak Ismet Abdullah menjabat sebagai ketua Otorita Batam. Nama-namanya diambil dari nama para raja-raja Melayu Riau abad ke XV sampai abad ke XIX.