Sejak resmi diluncurkan pada sekitar awal tahun 2000,
ditengah ketakutan kolapsnya perusahaan dot com akibat Y2K, Google berkembang
dengan sangat pesat hingga kini menjadi sesuatu yang dianggap 'biasa', padahal
merekalah legenda yang mengubah cara dunia memanfaatkan internet. Google adalah
kata kerja, Google adalah "dewa" yang bisa menjawab pertanyaan apa
saja, Google adalah sumber referensi utama – sebuah perpustakaan dunia.
Selama eksistensinya, banyak mitos yang melingkupi
perusahaan yang 'pemalu' ini. Sebagai sebuah perusahaan teknologi, Google
dikenal sangat jarang membuka diri tentang sistem, bahkan jumlah server yang
mereka miliki.
1. Google tidak mendapatkan keuntungan
Google menawarkan layanan online yang sangat banyak. Ada
banyak 'produk' andalan Google, antara lain mesin pencari Google Search, Gmail,
Google Drive, Google Maps, Google Earth, Google News, Google Talk, Google Docs
dan Google Calendar – semua itu baru permukaannya saja. Menggali lebih dalam,
kamu bisa menemukan berbagai website yang dimiliki oleh Google seperti YouTube,
Picasa dan Blogger. Kesemua layanan ini diberikan secara gratis.
Jadi dengan memandang semua layanan yang diberikan gratis
tersebut, sering orang awam bingung tentang bagaimana Google mendapatkan uang.
Semurah hati itukah Google? Ini mitos yang benar-benar menyesatkan.
Pada tahun 2008, Google mendapatkan keuntungan hampir 22
milyar dollar. Sembilan puluh tujuh persen keuntungan perusahaan datang dari
periklanan. Google telah mengumpulkan dua model periklanan yang menguntungkan,
yaitu Google AdWords dan Google AdSense.
AdWords adalah iklan yang muncul dalam pencarian Google dan
berada disamping pencarian utama. Hasil pencarian ini diberi label sebagai
"Sponsored Links." Pengiklan menggunakan AdWords untuk menulis iklan
teks pendek dan melakukan tag dengan kata kunci. Google kemudian menggunakan
algoritma yang rumit untuk menemukan iklan yang paling relevan untuk pencarian
Google tertentu.
Pengiklan tidak membayar Google tiap kali iklannya
ditampilkan. Dia hanya membayar ketika seseorang mengklik iklannya. Biaya klik
bervariasi, rata-rata dimulai dari 10 sen per klik, jadi ini bukan investasi
yang mahal untuk seorang pengiklan. Tapi bagi Google, semua jumlah uang ini
bertambah dengan sangat cepat.
AdSense bekerja dengan cara yang sama, akan tetapi teks
iklan tersebut berada di permukaan website yang bukan milik Google. Jika kamu
memiliki sebuah website dan ingin mendapatkan perolehan iklan, maka kamu bisa
mendaftarkan website kamu untuk AdSense. Google akan menggunakan algoritma-nya
untuk menampilkan iklan yang cocok. Tiap kali pengunjung mengkliknya, maka
pemasang iklan akan membayar Google sebesar harga iklan setiap kliknya,
tergantung pada popularitas kata kunci tertentu, maka Google akan berbagi
keuntungan dari biaya tersebut.
2. Google bikin kamu tambah Oon
Ini merupakan salah satu mitos yang menyesatkan. Seperti
halnya pada saat kalkulator pertama kali keluar, banyak orang mengatakan bahwa
kamu akan bertambah bodoh bila menggunakan kalkulator, demikian juga dengan
adanya Google. Banyak orang bilang, anak-anak zaman sekarang semakin bodoh
karena mereka malas mencari jawaban dan tinggal 'bertanya' pada Google.
Ini merupakan pendapat yang keliru! Justru dengan adanya
mesin pencari praktis seperti Google, seseorang semakin meningkat wawasannya
karena ia semakin mudah mendapatkan informasi yang beragam dengan cukup
mengetikkan kata kunci yang tepat. Dengan demikian justru ia bisa semakin
banyak belajar serta mendapatkan aneka informasi. Kelemahan metode ini adalah:
susahnya mencari informasi yang terpercaya. Orang banyak disesatkan oleh aneka
macam informasi yang jumlahnya sangat banyak.
Jadi, meskipun terkesan menjadikan malas, mencari informasi
lewat Google sangat bermanfaat dan meningkatkan wawasan. Bahkan bila kamu
malas, kamu bisa membuat Google googling sendiri. Benar-benar membuat kita
dimanjakan oleh Google!
3. Google tahu segalanya tentang kamu
Privasi merupakan salah satu permasalahan Google yang
menjadi mitos. Ini semakin mengemuka setelah Google menerbitkan Google Chrome.
Banyak ahli IT menemukan bahwa Google Chrome mengirimkan cookies yang berisi
informasi penggunaan Google Chrome ke Google. Pada saat dikonfrontasi, Google
beralasan bahwa itu adalah untuk kepentingan penyempurnaan Chrome. Akan tetapi
tentu saja jelas ini menunjukkan bahwa minat Google terhadap data penggunaan
seseorang tidak dapat dipungkiri.
Bisa dilihat juga bahwa Google akan menyimpan pencarian
diasosiasikan dengan Internet Protocol (IP) kamu selama sembilan bulan. Google
menggunakan software untuk melakukan scan terhadap web email terkait kata kunci
tertentu. Google menggunakan informasi tersimpan untuk menggunakan histori
pencarian dan kata kunci email untuk secara efektif memberikan iklan online
kepada pengguna.
Ini menunjukkan bahwa Google menyimpan begitu banyak data
pribadi seseorang yang menjadikannya berkuasa atas begitu banyak data. Mirip
dengan yang dikatakan Robert Downey Jr dalam Iron Man 2: Google telah
memprivatisasi keamanan data kita – Menjamin, sekaligus mengancam!
4. Google Earth mengawasi kamu
Pernah mencoba Google Earth? Ketikkan alamat rumahmu
(terutama kalau rumahmu berada di wilayah utama kota – bukan tempat terpencil).
Kamera akan menampilkan jalan kotamu, kemudian atap rumahmu. Zoom lagi, mungkin
kamu bisa melihat tampilan jemuran di halaman rumah.
Ada mitos bahwa Google Earth adalah kamera pengawas
real-time yang paling luar biasa. Faktanya, Google Earth didapat dari observasi
dan sumber selama tiga tahun, jadi merupakan data lama dari perusahaan seperti
DigitalGlobe dan Tele Atlas, juga dari lembaga-lembaga pemerintah.
Opsi "Street View" dari Google Maps juga memang
menakjubkan, tapi sebetulnya ini diupdate bukan tiap hari – tapi tiap tahun.
Jadi jangan khawatir bahwa kamu diawasi lewat satelit oleh Google.
5. Google ingin memiliki seluruh internet
Ketika Google membeli sesuatu – seperti YouTube, biasanya
ini diberitakan. Tapi pernahkah kamu tahu bahwa Google secara terus menerus
membeli materi yang disebut dark fiber?
Dark fiber adalah kabel jaringan fiber optik yang digunakan
oleh perusahaan Internet. Sumber orang dalam menyatakan bahwa Google memiliki
materi dark fiber lebih banyak dari organisasi atau perusahaan manapun di
dunia.
Kenapa perusahaan seperti Google menginginkan kabel
tambahan? Inilah yang memicu mitos bahwa Google ingin membajak Internet!
Nalarnya begini: ketika traffic semua perusahaan internet
sudah penuh karena semakin banyak orang yang ingin mendownload film, TV, musik,
dan media lain, maka Penyedia layanan internet (Internet Service Provider) akan
berjuang untuk mendapatkan bandwidth tambahan. Nah, ini memerlukan penambahan
dark fiber. Maka ketika perusahaan lain sudah mencapai kapasitasnya, maka tak
ada pilihan lain selain memanfaatkan traffic milik Google.
Perwakilan Google menjawab permasalahan ini dengan
menyatakan bahwa mereka memerlukan dark fiber tersebut untuk menghubungkan
pusat data di seluruh dunia. Google juga bekerjasama dengan perusahaan
telekomunikasi seperti AT&T untuk meminjam bandwidth perusahaan tersebut.
Ini memerlukan tambahan fiber optic.
Jadi, percaya atau tidak pada mitos ini? Kami serahkan
kembali pada kamu semua.
Dari semua mitos yang disebutkan di atas, beberapa
diantaranya masih misterius, sedangkan beberapa lainnya merupakan paranoia
berlebihan. Bagaimanapun juga Google telah menyumbangkan sesuatu bagi
peradaban. Untuk kamu yang lahir sebelum tahun 1990, jelas kamu telah
menyaksikan suatu lompatan besar peradaban. Dari mulai mencari referensi
berdasarkan buku-buku perpustakaan, kini jendela informasi itu luas terbentang
dari mesin pencari yang bernama Google!
Tak dapat disangkal lagi bahwa Google adalah sesuatu yang
akan dikenang sepanjang masa karena lompatan teknologi dan perubahan budaya
yang diberikannya!
src ariswahyu37_punya-magna
src ariswahyu37_punya-magna