Selamat Datang Kawan-kawan di Blognya Aris Wahyu Nugroho
Saat ini aku Kuliah Jurusan Informatika di Batam..!! bagi kalian yang mau berkenalan bisa Add Facebook saya..Jangan Lupa yaa klik Like nya,, biar tambah semangat

Kenapa Cyber Crime sulit dibrantas

Rabu, 13 Juni 2012 | komentar


Baru baru Norton merilis laporan berjudul Norton Cybercrime Report: The Human Impact, yang menceritakan Kejahatan Dunia Maya. Untuk Indonesia Saat ini kejahatan cyber di Indonesia telah menyerang setidaknya 86% pengguna internet. Angka tersebut didapatkan dari hasil survei secara daring yang dilakukan salah satu firma riset The Leading Edge atas nama Symantec Corporation pada April 2010.
Contoh kecil yang paling sering adalah, pembajakan Account Facebook yang kemudian di salahgunakan untuk menipu salah satu temannya. Satu dari dua (45%) korban kejahatan cyber di Indonesia tidak pernah menyelesaikan secara tuntas kejahatan cyber yang mereka alami. Ini salah satu penyebab sulitnya membongkar kejahatan dunia maya.
Sebagai responden ialah 499 orang dewasa di Indonesia, dengan proporsi gender lakilaki:perempuan ialah 6:4.

Lantas apa saja yang di sebut CyberCrime, yaitu yang paling sering adalah penipuan kartu kredit, hacking, pelecehan, pencurian identitas, penipuan termasuk penipuan lotre atau lowongan pekerjaan, ajakan melakukan hubungan seksual, phishing yang semuanya dilakukan secara daring, serta penyebaran virus atau malware. Untuk menindak kejahatan tersebut, ternyata butuh Biaya mahal yang akan membeludak akibat tingginya ongkos yang diperlukan untuk menindak pelaku kejahatan cyber, baik dari segi waktu dan finansial.
Dari survei tersebut, jika dirata-ratakan, waktu yang diperlukan korban di Indonesia untuk memperoleh penyelesaian kasusnya adalah 36 hari dengan biaya yang dihabiskan rata rata sebesar Rp11.558.945 (US$1,265).
Jadi, ya memang sangat wajar jika korban enggan melaporkan kerugian mereka. Para penjahat cyber sangat cerdik membuat kejahatan di dunia maya terlihat sepele. Yang ada, sebagian besar korban akan merasa akan ditertawakan penegak hukum jika mereka melaporkannya, Apalagi regulasi juga tidak mendukung.
Hampir tak ada polisi yang mau mengurusi kehilangan uang Rp ribu20-Rp30 ribu dalam penipuan di dunia maya.

Pakar krimonologi UI, Erlangga Masdiana, merujuk kasus kejahatan internet di Indonesia pada 2004. Waktu itu, jumlah penyelesaian kasus kejahatan cyber sangat minim, meski Indonesia memiliki kasus kejahatan internet tertinggi di dunia.
“Penyebabnya mulai keterbatasan pemahaman cybercrime di aparat penegak hukum, minimnya dana pelatihan bagi pene gak hukum, tidak adanya laboratorium forensik komputer, citra lembaga peradilan yang buruk, sampai rendahnya tingkat kesadaran untuk melaporkan kejahatan tersebut,” paparnya.
Erlangga menekankan perlunya meningkatkan keahlian penegak hukum di bidang kejahatan cyber, bukan semata regulasi.

Mendunia Tak hanya di Indonesia, kejahatan cyber telah menjadi ancaman mendunia yang serius. Menurut data dari FBI, penjahat cyber saat ini berhasil menghasilkan uang lebih banyak daripada pengedar narkoba. Mereka menghasilkan sekitar US$720 ribu per tahunnya.
Angka tersebut memungkinkan untuk diraih, mengingat cara operasi para penjahat cyber tersebut layaknya organisasi profesional. FBI memperkirakan adanya penerapan pola dan manajemen ala perusahaan modern dalam organisasi kejahatan cyber yang membuatnya lebih produktif.
Misalnya pekan lalu, ketika kejahatan internet dengan kerugian jutaan dolar berhasil dibongkar di AS dan Inggris.

Kejaksaan federal di New York, menyatakan memiliki sejumlah bukti yang mengkaitkan 60 orang dengan penarikan rekening-rekening bank di Amerika Serikat senilai US$3 juta. Para pelaku yang sebagian besar warga Rusia dan Eropa Timur tersebut diduga menggunakan virus Zeus Trojan untuk memasuki dan membobol rekening-rekening perorangan dan perusahaan di Amerika Serikat. Para peretas tersebut kemudian mentransfer `uang curian’ ke rekening-rekening bank yang dibuat komplotan mereka. Uang itu kemudian ditarik secara tunai untuk dibawa kembali ke Eropa.
“Mouse dan keyboard bisa jauh lebih efektif daripada senjata dan masker,” ucap pejabat kejaksaan AS, Preet Bharara.

Di pekan yang sama, Inggris berhasil melacak US$49,5 juta yang raib dari beberapa rekening bank di Inggris. Polisi London Raya mengatakan setidaknya 19 orang diduga menggunakan virus komputer untuk menjiplak kata kunci dan data pribadi lain. Dengan modus pencucuian uang yang mirip di AS, para peretas tersebut mentransfer jutaan dolar ke sebuah rekening palsu. Proteksi Menurut Regional Consumer Product Marketing Manager of Symantec Asia Pacific David Hall, salah satu cara terbaik menghindarkan diri menjadi korban kejahatan di dunia maya adalah dengan melakukan proteksi selama kita beraktivitas di dunia maya. Proteksi tersebut, dapat menyulitkan penjahat dunia maya melakukan aksinya, misalnya menggunakan Software Antivirus atau Sekuriti Internet, walau itu gak menjamin 100 Persen.


Sumber : http://community.norton.com/t5/Ask-Maria
Share this article :
0 Comments
Tweets
Komentar

Posting Komentar

mohon koment nya sobb..!!
Bagi yg tidak login blog bisa beri komentar sebagai Name/URL
Bagi yg tidak punya blog bisa beri komentar sebagai Anonymoustidak di sarankan

Random Post (silahkan pilih)

 
Support : Home | Daftar Isi | My University
Copyright © 2010-2012. plagiarist - Blog Informasi -
Template Created by Imagine Published by Mas Template
Power On Blogger