DOSA PAULUS TERHADAP YESUS
Oleh: DR. Wadi’ Ahmad
Aku memuji Allah yang telah memberikah
hidayah kepadaku terhadap Islam setelah aku hidup sekitar 40 (empat puluh)
tahun dalam kesyirikan agama Kristen. Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan
yang haq kecuali Allah, Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan
aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, serta penutup para
nabi, dan penghulu seluruh Rasul, dan aku bersaksi bahwa al-Masih, Isa
putra Maryam (yang dipanggil dengan sebutan Yesus) adalah hamba Allah, dan
Rasul-Nya kepada Bani Israil.
Paulus Peletak Batu Pertama
Di antara perkara paling mengherankan yang
ada di dalam al-Kitab milik umat kristiani adalah Surat-Surat Paulus yang
dijadikan oleh setiap sekte Kristen sebagai alasan agar bisa berbeda dari sekte
yang lain, dan bisa mengkafirkan serta memeranginya. Hal itu dikarenakan di
dalam surat tersebut terdapat perkataan-perkataan yang tidak stabil dan
bertentangan.
Saya katakan kepada orang-orang Kristen,
bahwa surat-surat tersebut adalah penyebab kesesatan dan penyelewengan mereka
dari agama yang asli (agama Nabi Isa/Yesus) kepada agama Kristen yang dibuat
oleh Paulus untuk mereka. Yang demikian itu adalah berdasarkan pengakuan kitab Bibel mereka sendiri.
Setelah saya meneliti surat-surat tersebut,
saya mendapatkan bahwa apa yang dikatakan oleh orang-orang Kristen sekarang
tentang penyembahan mereka kepada al-Masih ternyata Paulus maupun para penulis
Injil tidak pernah lancang mengatakannya, seperti:
- Paulus
tidak pernah sama sekali menyebutkan bahwa al-Masih (Yesus) adalah Allah,
bahkan dia selalu menjadikannya sebagai Tuhan setelah Allah (Tuhan Bapak).
- Paulus
tidak pernah menyebut sama sekali bahwa Allah dan al-Masih (Yesus) adalah
satu.
- Paulus
tidak pernah menyebut bahwa al-Masih (Yesus) sejajar dengan Allah dalam
dzat.
- Paulus
tidak pernah sama sekali menyebut lafazh Tsaluts (Tiga serangkai):
Allah (Tuhan Bapak), Yesus (Tuhan Anak), dan Roh Kudus, bersama-sama, atau
bahkan lafazh Tatslits (trinitas).
- Seluruh
surat Paulus mengakui bahwa Allah (Tuhan Bapak) adalah Yang Maha Besar,
Yang Maha Utama, Sang Pencipta, Sang Pemberi Anugerah, Pelaku, Yang Maha
Kuasa… dan seterusnya. Dan setelahnya datang al-Masih (Yesus, Tuhan Anak)
sebagai obyek penderita dan yang selalu mengambil dari Tuhan Bapak.
- Paulus
atau selainnya dari para murid tidak menyebutkan keyakinan kristiani
tentang Bunda Maria (Maryam), karena mereka menjadikannya sebagai ibu bagi
sesembahan atau Tuhan mereka dan menyebutnya Oum El Nour (Bunda Cahaya)
sebagai isyarat kepada keyakinan ini. Dan “Cahaya” yang mereka maksud
adalah Allah. Paulus telah meletakkan batu pertama bagi pondasi agama
Kristen, yang kemudian para Pastur dan Pendeta membangun puluhan bangunan
di atas batu pondasi tersebut.
Kisah Kehidupan Paulus:
Sebagaimana telah disebutkan kisahnya pada
Bibel, yaitu pada Kisah Para Rasul (yang mereka maksud dengan istilah para
Rasul adalah murid-murid Yesus), dimana dikisahkan dalam Kisah Para Rasul (9)
bahwa Paulus yang nama aslinya adalah Saulus (Saul), dulunya adalah seorang
tentara Yahudi fanatik yang memerangi dan membantai orang-orang yang beriman
dengan risalah al-Masih (Yesus), dan hal itu terjadi beberapa tahun setelah
kenaikan al-Masih.
Kemudian dia mengambil dari Kepala para imam
Yahudi di Yerusalem kepada majelis-majelis Yahudi di Damsyik (Damaskus) agar
mereka membantunya dalam menangkap setiap orang Kristen yang lari ke Damsyik.
Kisah pelarian orang-orang Nasrani yang lari ke Damsyik tersebut tidak
disebutkan kecuali oleh Injil Barnabas. Perhatikanlah, bahwa Yahudi kala itu
berada di bawah penjajahan Romawi, lalu darimana kepala para Imam mereka,
atau Paulus mendapatkan kekuasaan ini?! Di tengah perjalanan menuju Damsyik,
memancarlah cahaya yang mengelilingi Paulus dan pasukannya; yaitu cahaya dari
langit, lalu dia pun rebah ke tanah dan mendengar suara Yesus yang mengajaknya
kepada iman. Kisah ini disebutkan dalam kitab Kisah Para Rasul yang sama hingga
tiga kali, dan ketiganya adalah kisah yang kacau;
Kisah pertama; yaitu Kisah Para Rasul (9: 1-9) disebutkan bahwa
orang-orang yang bersama dengan Saulus (Paulus) berdiri diam mendengarkan suara
tersebut dan tidak melihat sesuatu pun. Suara itu memerintahkan untuk masuk
Damsyik, dimana dia akan tahu apa yang akan dia lakukan. Lalu dia pun diam di
sana dalam keadaan buta selama tiga hari.
Kisah kedua; yaitu Kisah Para Rasul (22: 1-11) mengatakan bahwa
orang-orang yang bersama dengannya tidak mendengar suara tersebut, akan tetapi
mereka melihat cahaya dan ketakutan.
Kisah ketiga; yaitu Kisah Para Rasul (26: 10-17) mengatakan bahwa
karena kuatnya cahaya tersebut, Saulus (Paulus) dan orang-orang yang bersama
mereka rebah ke bumi, dan suara itu mengatakan: Aku akan mengasingkan engkau
dari bangsa ini dan dari bangsa-bangsa lain. Dan Aku akan mengutus engkau
kepada mereka, untuk membuka mata mereka, supaya mereka berbalik dari kegelapan
kepada terang dan dari kuasa Iblis kepada Allah, supaya mereka oleh iman mereka
kepada-Ku memperoleh pengampunan dosa dan mendapat bagian dalam apa yang
ditentukan untuk orang-orang yang dikuduskan. (Kisah Para Rasul 26:
17-18)
Lalu diapun pergi ke Damsyik dan Yerusalem
dan memerintahkan mereka untuk bertaubat kepada Allah?!
Adapun kebangsaannya, maka Paulus sendiri
berkata bahwa dia adalah seorang Romawi (Kisah Para Rasul 16:37-38) kemudian
dia berkata bahwa dia adalah seorang Yahudi dari negeri Tarsus di Asia kecil
(Kisah Para Rasul 21: 39) kemudian dia kembali, dan berkata bahwa dia adalah seorang
Romawi (Kisah Para Rasul 22:25) kemudian dia kembali, dan berkata bahwa dia
adalah seorang Yahudi Farisi, yaitu termasuk pemuka agama kaum Saduki (Kisah
Para Rasul 23:6) kemudian dia pergi ke negeri Ikonium di Asia kecil, dan di
sanalah dia membuat gereje, kependetaan, dan keuskupan.
Kemudian dengan tiba-tiba dia mulai menyerang
setiap orang yang menjaga pengamalan syariat Allah bagi Nabi Musa ‘alaihi
salam, terutama khitan (Kisah Para Rasul 15:2) di negeri Antiokhia yang di
dalamnya dia membangun pondasi agama Kristen. Dimana dia berselisih dengan kaum
Yahudi yang telah masuk Nasrani melalui kedua tangannya sebelum itu. Kemudian
dia kembali ke Yerusalem bersama dengan Barnabas di mana dia berhasil
meyakinkan Para Rasul (murid-murid al-Masih) agar mereka tidak memberatkan
orang-orang yang baru beriman dengan menjaga seluruh syariat Taurat, dan agar
mereka mencukupkan diri dengan mengharamkan berhala, dan apa yang disembelih
untuk berhala tersebut, juga makan bangkai, darah, dan perzinaan. Kemudian berselisihlah
Paulus dengan Barnabas, yang kemudian keduanya berpisah.
Kemudian mulailah Paulus bersifat munafik
kepada setiap kelompok sesuai dengan keyakinan mereka. Dia pun mengkhitan
muridnya, yaitu Timotius demi berbuat munafik kepada orang-orang Yahudi,
setelah dia memerangi khitan. (Kisah Para Rasul 16) dan aku tidak tahu apakah
dia mengungkap hal itu kepada manusia untuk meyakinkan bahwa mereka telah
dikhitan?!
Kemudian dia berbuat munafik kepada para
penyembah berhala di Atena (Kisah Para Rasul 17) dan berkata seperti ucapan
mereka, ‘kita berasal dari keturunan Allah’ kemudian dia melihat satu
berhala bertuliskan “Tuhan tak dikenal”, maka dia berkata kepada mereka, aku
datang kepada kalian untuk memberikan berita gembira kepada kalian tentang
tuhan ini?!
Dia adalah seorang munafik papan atas; saat
dia berbicara dengan orang Yahudi, maka dia memuji Taurat, saat dia berbicara
dengan orang Yunani, dia menyerang yahudi dan Taurat.
Di Turki (yaitu Korintus, dan Efesus) dia
mendapati bahwa Rasul Yohanes (Yahya bin Zakaria) telah mendahului dia di sana
dan telah mengajarkan agama kepada manusia. Kemudian mereka berkata kepada
Paulus, ‘kami belum pernah mendengar tentang roh kudus.’ Maka dia pun
mengambil mereka dan mengajari mereka bid’ah barunya dalam agama, yaitu tentang
ketuhanan roh kudus dan pembaptisan. (Kisah Para Rasul 18 dan 19)
Kemudian dia kembali ke Yerusalem di mana
para Rasul (murid al-Masih) menekannya karena dia mengajari manusia untuk
meninggalkan syariat Taurat, dan para Rasul tersebut memerintahkannya untuk
menampakkan kepada orang-orang Yahudi bahwa dia mempraktekkan syari’at Musa
‘alaihi salam (Kisah Para Rasul 21).
Kemudian, sekalipun demikian orang-orang
Yahudi menangkapnya saat dia memasuki Kuil Solomon, kemudian mereka
menyerahkannya kepada Wali Negeri guna mengadilinya. Di sinilah disebut “Syi’ah
an-Nashiriyyin (sekte orang Nasrani)”, maksudnya adalah Nashara (Kisah Para
Rasul 24), dan dia berkata bahwa Paulus adalah pemimpinnya (Kisah Para Rasul
26), lalu Wali Negeri menuduhnya gila (Kisah Para Rasul 26:24) kemudian dia
mengirimkan kepada Kaisar di Roma untuk mengadilinya. Dan di sanalah kemudian
dia tinggal selama dua tahun bersama orang Yahudi (Kisah Para Rasul (28:17)
padahal kitab yang sama menyebutkan bahwa Kaisar mengusir setiap orang Yahudi
dari Roma beberapa waktu sebelum kejadian tersebut (Kisah Para Rasul 18: 2)
Di sanalah dia mengucapkan kalimat
terakhirnya kepada orang Yahudi: “Sebab itu kamu harus tahu, bahwa keselamatan
yang dari Allah ini disampaikan kepada bangsa-bangsa lain dan mereka akan
mendengarnya." (Kisah Para Rasul 28:28) yaitu bangsa-bangsa lain selain
Yahudi akan mendengar, yaitu beriman kepada Allah. Sejarah Nasrani menyebut
bahwa Paulus dibunuh dengan pedang di Roma. (AR)*
[1] Kisah Para Rasul (9:7) Maka termangu-mangulah
teman-temannya seperjalanan, karena mereka memang mendengar suara itu, tetapi
tidak melihat seorang jua pun.
[2] Kisah Para Rasul (22:9) Dan mereka yang menyertai
aku, memang melihat cahaya itu, tetapi suara Dia, yang berkata kepadaku, tidak
mereka dengar.
[3] Padahal pada Kisah Para Rasul (9:6) Yesus berkata, “Tetapi
bangunlah dan pergilah ke dalam kota, di sana akan dikatakan kepadamu, apa yang
harus kauperbuat." Demikian pula pada Kisah Para Rasul (22:10)
disebutkan: Kata Tuhan kepadaku: Bangkitlah dan pergilah ke Damsyik. Di sana
akan diberitahukan kepadamu segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu.
[4]Kisah Para Rasul (16:37-38) Tetapi Paulus berkata
kepada orang-orang itu: "Tanpa diadili mereka telah mendera kami, warganegara-warganegara
Roma, di muka umum, lalu melemparkan kami ke dalam penjara. Sekarang mereka
mau mengeluarkan kami dengan diam-diam? Tidak mungkin demikian! Biarlah mereka
datang sendiri dan membawa kami ke luar." Pejabat-pejabat itu
menyampaikan perkataan itu kepada pembesar-pembesar kota. Ketika mereka
mendengar, bahwa Paulus dan Silas adalah orang Rum, maka takutlah
mereka.
[5] 21:39 Paulus menjawab: "Aku adalah orang Yahudi,
dari Tarsus, warga dari kota yang terkenal di Kilikia; aku minta, supaya
aku diperbolehkan berbicara kepada orang banyak itu."
[6] 22:25 Tetapi ketika Paulus ditelentangkan untuk
disesah, berkatalah ia kepada perwira yang bertugas: "Bolehkah kamu
menyesah seorang warganegara Rum, apalagi tanpa diadili?"
[7] 23:6. Dan karena ia tahu, bahwa sebagian dari mereka
itu termasuk golongan orang Saduki dan sebagian termasuk golongan orang Farisi,
ia berseru dalam Mahkamah Agama itu, katanya: "Hai saudara-saudaraku, aku
adalah orang Farisi, keturunan orang Farisi; aku dihadapkan ke Mahkamah ini,
karena aku mengharap akan kebangkitan orang mati."
[8] 15:1. Beberapa orang datang dari Yudea ke Antiokhia
dan mengajarkan kepada saudara-saudara di situ: "Jikalau kamu tidak
disunat menurut adat istiadat yang diwariskan oleh Musa, kamu tidak dapat
diselamatkan."
15:2 Tetapi Paulus dan Barnabas dengan
keras melawan dan membantah pendapat mereka itu. Akhirnya ditetapkan, supaya
Paulus dan Barnabas serta beberapa orang lain dari jemaat itu pergi kepada
rasul-rasul dan penatua-penatua di Yerusalem untuk membicarakan soal itu.
[9] 16:3 dan Paulus mau, supaya dia menyertainya dalam
perjalanan. Paulus menyuruh menyunatkan dia karena orang-orang Yahudi di daerah
itu, sebab setiap orang tahu bahwa bapanya adalah orang Yunani.
[10] 17:29 Karena kita berasal dari keturunan Allah, kita
tidak boleh berpikir, bahwa keadaan ilahi sama seperti emas atau perak atau
batu, ciptaan kesenian dan keahlian manusia.
[11] 24:5 Telah nyata kepada kami, bahwa orang ini adalah
penyakit sampar, seorang yang menimbulkan kekacauan di antara semua orang
Yahudi di seluruh dunia yang beradab, dan bahwa ia adalah seorang tokoh dari
sekte orang Nasrani
[12] 26:24. Sementara Paulus mengemukakan semuanya itu
untuk mempertanggungjawabkan pekerjaannya, berkatalah Festus dengan suara
keras: "Engkau gila, Paulus! Ilmumu yang banyak itu membuat engkau
gila."
[13] 28:17. Tiga hari kemudian Paulus memanggil
orang-orang terkemuka bangsa Yahudi dan setelah mereka berkumpul, Paulus
berkata: "Saudara-saudara, meskipun aku tidak berbuat kesalahan terhadap
bangsa kita atau terhadap adat istiadat nenek moyang kita, namun aku ditangkap
di Yerusalem dan diserahkan kepada orang-orang Roma.
[14] 18:2 Di Korintus ia berjumpa dengan seorang Yahudi
bernama Akwila, yang berasal dari Pontus. Ia baru datang dari Italia dengan
Priskila, isterinya, karena kaisar Klaudius telah memerintahkan, supaya semua
orang Yahudi meninggalkan Roma. Paulus singgah ke rumah mereka.
Sumber: Majalah Qiblati Edisi 11 Tahun V