Konflik Palestina –
Israel yang berlangsung sejak tahun 1948 hingga kini seperti tidak akan
pernah bisa diakhiri. Penyerangan-penyerangan di antara kedua belah pihak
selalu akan terjadi. Pihak Israel beralasan mempertahankan diri dari
serangan pejuang Palestina dan tentara Hamas, sedang pihak Palestina mengadakan
perlawanan karena merasa wilayahnya semakin menyempit direbut rezim zionis
dengan pendudukan bersenjata maupun mendirikan pemukiman-pemukiman yahudi
dengan cara merampas tanah rakyat Palestina.
Masyarakat dunia khususnya negara-negara Arab yang semula
memihak bangsa Palestina dan berperang dengan Israel untuk membela hak-hak
bangsa Palestina yang dijajah, akhirnya lebih banyak berdiam
diri. Terutama sejak berdirinya negara Palestina secara resmi pada tanggal
15 Nopember 1988, dukungan negara Arab semakin melemah terhadap perjuangan
bangsa Palestina menghadapi rezim zionis yang didukung mutlak oleh Amerika
Serikat (AS). Sepertinya negara-negara Arab melihat Palestina bukan lagi
sebagai bangsa yang lemah yang harus didukung sepenuhnya oleh sesama bangsa
Arab, tapi sudah sebagai negara yang berdaulat dan mempunyai kekuatan
sendiri. Atau karena ada kepentingan politik dan ekonomi sehingga rasa
persaudaraan kearaban dan keislaman di antara bangsa-bangsa arab meluntur.
Kebingungan kaum Muslimin dan masyarakat dunia akan nasib
rakyat Palestina selanjutnya dan kapan konflik mereka dengan pemerintah Israel
akan berakhir adalah pertanyaan-pertanyaan dengan jawaban memilukan. Kalau
dilihat dari sepak terjang rezim zionis, maka jawabannya adalah sampai seluruh
tanah Palestina habis dikuasai oleh mereka dan sebagian bangsa Palestina yang
tersisa mau menjadi rakyat jajahan, bangsa kelas dua atau bahkan menjadi
budak. Sedangkan bila dilihat dari semangat perjuangan bangsa Palestina
melawan rezim zionis, maka jawabannya adalah sampai titik darah penghabisan
dari para pejuang, mujahid mereka yang membela tanah air dan keberadaan mereka
sebagai bangsa merdeka dan berdaulat di tanah sendiri.
Apabila diringkas ada
dua penyebab terkatung-katungnya penyelesaian konflik antara Palestina dan
Israel, yakni:
1. Perbedaan yang menonjol dan prinsip berupa
pengakuan akan keberadaan kedua negara dan bangsa tersebut di mata mereka
sendiri khususnya, dan di mata negara-negara lain di dunia termasuk Amerika
Serikat yang sampai saat ini masih berpihak kepada pemerintah Israel.
2. Kedudukan kota Jerusalem dengan mesjid Al aqsanya sebagai
tempat ibadah dan bersejarah bagi kedua bangsa yang secara umum berbeda agama
tersebut.
Dunia arab dan dunia Islam memandang bangsa Palestina adalah
pemilik sah tanah air mereka. Sedangkan bangsa Yahudi adalah bangsa yang
tidak memiliki tanah air dan menolak serta keluar dari tanah perjanjian (Holy
Land) yang dijanjikan Tuhan sesuai dengan berita di kitab suci.
Kedaulatan bangsa Palestina dengan berdirinya negara
Palestina merdeka yang diproklamirkan di Aljazair ternyata tidak sepenuhnya
diakui oleh Israel. Israel menganggap Jerusalem dan Gaza sebagai bagian
dari tanah perjanjian seperti yang disebutkan di dalam kitab suci mereka, yang
masih dikuasai oleh bangsa Palestina. Inilah alasan kenapa bangsa Yahudi
dengan semangat zionismenya lebih memilih tanah Palestina sebagai tempat untuk
mendirikan negara.
Amerika Serikat sendiri masih menerapkan standar ganda dalam
hal ini. Sebagai anggota dewan keamanan PBB mengakui legalitas negara
Palestina, namun di sisi lain membantu Israel secara politik, militer dan
ekonomi untuk menguasai Palestina.
Dunia arab dan Islam menganggap berdirinya negara Israel
adalah bentuk dari pemaksaan atas keberadaan orang-orang Yahudi di tanah
Palestina. Bagi bangsa Palestina rezim zionis Israel dan bangsa Yahudinya
adalah penjajah yang mendatangi dan ingin merebut tanah air mereka, bukan
sebuah negara tetangga yang sedang bertengkar dengan mereka. Bagi para
pejuang Palestina peperangan yang mereka lakukan adalah sebuah perjuangan
heroik mempertahankan keberadaan tanah air dan bangsanya, persis seperti
pejuangan kita memerdekan diri dari penjajah Belanda dan Jepang.
Memang benar perang antara Palestina dan Israel bukan perang
agama, tetapi tidak bisa dilepaskan dari sebab-sebab pemikiran keagamaan yang
berasal dari kitab suci. Alasan utama mereka berperang adalah
memperebutkan tanah air, termasuk juga daerah Jerusalem yang merupakan tempat
suci bagi tiga agama samawi di dunia, di mana di sana berdiri mesjid Alaqsa
(Alharam alqudsi ashsharif) yang dijadikan tempat ibadah umat Islam atau
disebut juga sebagai Bukit Bait Allah (The Temple Mount / Har ha-Bayit) bagi
umat Yahudi dan Nasrani. Dan terkenal dengan dinding ratapan (The Western
Wall/The Wailing wall/Ha Kotel Ha Ma’aravi) yang terletak di sebelah barat
masjid Al aqsa sebagai tempat ibadah umat Yahudi, atau disebut Alburaq Wall
oleh kaum Muslimin.
Perhatikan kegiatan pemerintah Israel yang mengadakan pembongkaran
dan penggalian di bagian dinding ratapan yang nota bene bagian dari mesjid
Alaqsa.
Perhatikan juga kata-kata Theodore
Herzl (merupakan pengulangan sumpah tua dari para Talmudis) pada pembukaan Konggres
Zionis Dunia di Basel, Swiss pada tahun 1897:
src Plagiarist_punya-magna