No pain, No gain! Begitulah kata2 seorang motivator untuk
memotivasi orang2 dalam mencapai tujuannyya. Begitu pula dengan kamu. Kalau
ingin komputermu berperforma tinggi, namun harus bisa menanggung semua resiko
yg ditimbulkannya. Crash, BIOS Error, hingga tidak bisa boot lagi adalah salah
satu konsekuensinya bila gagal. Lebih Jelasnya? Baca artikel berikut!
1. Membersihkan Context Menu
Sebelum nyoba-nyoba eksperimen yg parah2, ini bisa digunakan
sebagai "Pemanasan". Banyak software tanpa sepengetahuanmu membuat
entri dalam context menu. Dengan Software ShellExView, kamu bisa
menyingkirkannya dari context menu.
Caranya: Urutkan berdasarkan kolom
"Type" dan temukan program dengan type "Context Menu" untuk
disingkirkan. Pilih "Disable Selected Items" dalam context menu yg
tampil untuk menyingkirkannya.
Resiko: Apabila menyingkirkan entri yg
salah, kamu akan kehilangan option2 yg penting.
2. Menyingkirkan Beban DOS
Kebanyakan software sistem tidak menggangu sistem operasi.
Lain halnya dengan software harddisk warisan DOS untuk memeriksa nama file yg
justru menghambat performa.
Caranya: Dalam registry editor, pindah ke
"HKEY_LOCAL_MACHINE\SYSTEM\CurrentControlSet\Control\FileSystem".
Carilah entri "NtfsDisable8dot3NameCreation". Ubah valuenya menjadi
"1". Kecepatan harddisk masih bisa ditingkatkan dengan menonaktifkan
time stamp yg dibuat Windows pada saat kamu membuka sebuah folder. Untuk itu,
cari entri "NtfsDisableLastAccessUpdate", lalu ubah valuenya menjadi
"1".
Resiko: Apabila kamu mengedit entri yg
salah, bisa2 sistem NTFS rusak dan windows tidak bisa boot lagi.
3. Mempercepat Start
Untuk mempercepat startup, kamu kerap kali dimasukkan ke
dalam Task Manager dan mengatur prioritas program yg rumit. Alternatifnya, buat
file batch pada desktop yg bisa langsung dijalankan. Dengan ini, software yg
dapat membebani prosesor, seperti game, bisa mendapatkan perhatian lebih.
Caranya: Gunakan teks editor Notepad++ dan buat perintah
ini:
"cd."<path>""start./<Prioritas>.<namafile>"
Keterangan <path> disini bersifat optional, biasanya
cukup gunakan entri "start/<prioritas><namafile>".
Kaitkan beberapa program satu sama lain dengan cara ini agar aplikasi yg kamu
pake mendapatkan proritas tinggi dan tool-tool latar belakang diturunkan
prioritasnya.
Contohnya, prioritas game "PES 2011" dinaikkan dan
ITunes diturunkan:
"cd."C:\Program Files\KONAMI\Pro Evolution Soccer
2011\"
"start./high.PES2011.exe"
"cd."C:\Program Files\ITunes\"
"start./low.iTunes.exe"
Simpan file dengan format ".bat"
Resiko: Penentuan prioritas yg salah bisa
menghambat performa PCmu.
4. Menghentikan Laporan Error
Laporan error Windows karena program yg mendadak crash cukup
merepotkanmu. Atur agar laporan error tsb tidak tampil lagi
Caranya: Buka registry editor, pilih
HKEY_USERS\.DEFAULT\Control Panel\Desktop" dan buat entri baru bernama
"AutoEndTasks". dengan mengklik kanan bagian kosong dan pilih New
| String Value.
Resiko: Penyebab error pada program sukar
dideteksi jika laporan error tidak aktif lagi.
5. Menutup Program
Apakah Shutdown Wondows-mu terlalu lama? Atasi saja dengan
menurunkan waktu shutdiwn Windows.
Caranya: Buka registry editor, pergi ke
HKEY_LOCAL_MACHINE\SYSTEM\ControlSet001\Control", lalu beri nilai
"3000" pada entri "WaitToKillServiceTimeout".
Resiko: Dengan percepatan ini, Windows
secara otomatis akan "membunuh" semua program yg sedang berjalan,
sehingga data dan setting yg belum disimpan bisa hilang.
6. Menghentikan Cek Harddisk
Setelah terjadi windows crash, biasanya windows memaksa kamu
untuk mencek harddisk jika ada driver yg "cacat".
Caranya: Buka registry editor, pilih
HKEY_LOCAL_MACHINE\SYSTEM\CurrentControlSet\Control\Session Manager, dan edit
nilai BootExecute. Biasanya disini ditemukan entri autocheck autochk *. Ubah
misalnya menjadi "autocheck autochk /k:C*". Untuk menonaktifkan
proses cek drice C:. Apabila entri "BootEnecute" belum ada, buat
melalui menu New | Multi-String Value.
Resiko: Tanpa check harddisk, Windows
tidak bisa mendeteksi error pada harddiskmu sehingga berpotensi banyak data yg
akan hilang.
7. Mengoptimalkan Kipas CPU
Kipas yang selalu berdengung bisa jadi sumber kebisingan
buat kamu. Dengan setting yang tepat, kamu bisa mengurangi kebisingan tersebut
sekaligus menjamin udara segar yg memadai.
Caranya: Untuk mengatur kecepatan putar
kipas CPU, gunakan SpeedFan.
Setelah dijalankan, klik "CPU Core" dalam tab
"Temperature". pada bagian bawah tampak dua bagian suhu, yaitu
"Desired", dan "Warning". Atur suhu minimal pada 15 derajat
celcius. Pada "Warning" cantumkan suhu maksimal, di mana kipas
berputar dengan frekuensi penuh agar CPU tidak kepanasan. Nilai yang tepat
tergantung CPU yg digunakan (suhu 40 derajat celcius bisa jadi acuan).
Lakukan konfigurasi yg sama pada bagian "System".
Sebagai suhu maksimal bisa kamu cantumkan 50-55 derajat celcius. Selanjutnya,
atur frekuensi putar kipas dalam tab "Speeds". Cantumkan, misalnya
nilai "0" dibawah "Minimum Value" dan nilai diantara 30 dan
40 untuk "Maximum Value". Selain itu, berikan tanda juga pada opsi
"Automatically variated".
Konfirmasikan inputmu dengan "OK". Dalam menu
utama, tandai juga opsi "Automatic fan speed". Periksa secara berkala
naik-turunnya suhu dan bila perlu lakukan koreksi nilai bila kurang tepat.
Resiko: Apabila terlalu banas, CPU
otomatis shutdown. Komponen-komponen lainnya juga bisa risak bila kamu salah
mengatur kecepatan kipas, terutama dibagian pengatur tegangan.
8. Mengontrol Kecepatan Kipas GPU
Kipas graphics card sering menjadi sumber kebisingan.
Padahal, kecepatan maksimum kipas yg berisik tsb hanya dibutuhkan pada saat
beban penuh. Untuk itu, atur agar kecepatan kipas otomatis disesuaikan dengan
beban GPU.
Cara: Gunakan freeware RivaTuner.
Setelah menginstall dan menjalankannya, klik "Customize" pada bagian
"Target Adapter" yang ada pada tab "Main". Pilih toolbar
yang berlabel "Hardware Monitoring" untuk menampilkan suhu aktual
graphics card. Yang penting disini adalah bagian "Core Temperature"
yang secara terus menerus menampilkan suhu optimalisasi berikut.
Selanjutnya, kembalilah kepada menu utama. Klik
"Customize" pada "Driver Settings" dan pilih "System
Settings" Buat serangkaian profil dengan berbagai kecepatan kipas agar
sesuai dengan panas yg dihasilkan.
Cara: Dalam tab "Fan" pilih
"Direct Control" dalam menu drop-down tersebut. Selanjutnya kamu
harus mengatur kipas secara manual dengan slider. Pertama, turunkan lebih dari
50% dan simpan hasilnya dalam "Fan Profile Settings" dengan nama yg
jelas seperti "Fan 40%".
Setelah membuat 5 profil yg berbeda, tutup window dan klik
"Launcher", lalu pada tanda "+" berwarna hijau di sisi
bawah window untuk mengaktifkan profil. Untuk itu dalam menu "Regular Menu
Item Editor" masukkan sebuah nama, seperti "Lowest Speed" dan
aktifkan "Associated Fan Profile". Masukkkan profil dengan kecepatan
terendah, "Fan 40%". Ulangi proses yg sama untuk setiap profil.
Selanjutnya, kaitkan profil dengan suhu graphics card. Dalam
tab "Scheduler" klik tanda "+" dan berikan sebuah nama dibawah
"Task". Untuk setting kipas terendah misalnya ambil "Speed at
50-55 degree". Dibawah "Name", masukkan profil "Lowest
Speed". Pada "Schedule" pilih "On hardware monitoring
threshold" dan dibawah "Threshold" masukkan suhu operasi yang
rendah - tergantung graphics card - sekitar 50 derajat celcius.
Pada "Direction" pilih "Upward". Ulangi
proses dengan setiap profil dan setiap kali tingkatkan ambang batas sekitar 10
derajat celcius hingga pada suhu tertinggi 95 derajat celcius, kipas berputar
dengan kecepatan penuh.
Dengan cara yg sama, kamu dapat menurunkan kecepatan kipas
GPU. Masukkan semua "Task" dalam "Scheduler" dalam urutan
sebaliknya dan dibawah "Direction" pilih "Downward".
Resiko: Suhu yg terlalu panas dapat
membuat graphics card menjadi rusak. Hal ini pun juga akan merembet hingga ke
hardware lain.
9. Mempercepat USB Flash Drive
USB Flash drive umumnya diformat dengan sistem file FAT agar
kompatibel dengan berbagai sistem. Namun, hal ini justru menjadi salah satu
penghambat performa Windows. Abaikan saja aturan tersebut dan konfigurasikan
agar USB flash drivemu memiliki kecepatan tulis yg maksimal. Untuk itu, ubah
sistem file dan nonaktifkan sistem pengaman Windows nya.
Caranya: Pertama, backup semua data di flashdiskmu ke hard
disk. Bukalah Control panel -> System and Security.
Kini tampak semua partisi dan media data terpasang. Pilih USB Flash Drive kamu
di bagian bawah window. Kamu dapat menemukannya dengan merujuk pada kapasitas
dan kategorinya (Removable). Buka context menu dan dan pilih "Format".
Pada bagian "File System" pilihlah "NTFS" dan konfirmasikan
dengan OK. Setelah proses format selesai, kamu masih harus menyesuaikan
flashdisk tsb dengan Control Panel -> Device Manager. Pilih Properties pada
context menu USB Flash Drive tersebut dalam bagian "Disk Drives".
Pada tab "Policy", aktifkan opsi "Better Performance".
Resiko: Apabila USB flashdisk dicabut
dari PC tanpa melalui prosedur yg benar, kamu beresiko kehilangan data. Oleh
karena itu, cabutlah melalui prosedur yg benar (Safely Remove Hardware). Namun,
ini bukanlah jaminan 100%. Apabila Windows crash, dan reset, seluruh isi USB
Flashdisk beresiko rusak.